Mobil murah ramah lingkungan atau low biaya green car (LCGC) tengah dituding jadi pemicu membengkaknya konsumsi bahan bakar minyak (BBM) subsidi di Indonesia. Walau sebenarnya sesuai sama ketentuan, mobil type itu harusnya memakai BBM non-subsidi.
Menyikapi hal semacam ini, Menteri Perindustrian (Menperin) MS Hidayat menyampaikan sesungguhnya jumlah yang memiliki mobil murah pengguna BBM bersubsidi tambah lebih kecil dibanding dengan mereka yang taat untuk konsumsi BBM non-subsidi. " Sesungguhnya semakin banyak yang taat memakai BBM non-subsidi. Dari 10 LCGC yang anda jumpai, 7 salah satunya gunakan non-subsidi, paling cuma 3 yang konsumsi BBM subsidi, " katanya di Kantor Kementerian Perindustrian, Jakarta Selatan, Jumat (11/4/2014). Sesaat itu, tentang wacana pergantian lubang pengisian bensin atau nozzle pada mobil murah ini, Hidayat mengusulkan hal itu dikerjakan semaksimal barangkali. Bahkan juga apabila butuh berupa segitiga supaya susah untuk disalahgunakan. " Barangkali nozzle kelak memiliki bentuk segitiga atau apa, itu dapat tak dapat disalahgunakan, " lanjut dia. Bahkan juga usaha menindaklanjuti hal semacam ini, Hidayat mengakui kurun waktu dekat dianya bakal bersua dengan Direktur Utama PT Pertamina, Karen Agustiawan. " Jadi Kemenperin kewenangannya pada pergantian lubang pengisian kendaraan LCGC. Sedang untuk pergantian nozzle itu kewenangan Pertamina. Kurun waktu dekat saya bakal bicara dengan Pertamina, " tandas dia.
0 Comments
Leave a Reply. |
Archives
August 2017
Categories
All
|